Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik.
Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo.
Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Sumber : wikipedia.com
saya sangat merasa bangga atas terpilihnya pulau komodo tersebut sebagai bagian 7 Keajaiban dunia yang mana kita bersaing dengan ratusan negara, tetapi dalam hal ini terdapat banyak ataupun sedikitnya permasalahan yang datang seiring berjalannnya votting tersebut saya akan mencoba membahas sebagian walaupun tidak keseluruhan.
Pertama :
mereka mempertanyakan penyelenggara new7wonders
yang notabene adalah yayasan swasta, yang tidak di akui oleh UNESCO,
dan para pengkritik menganggap sebagaimana yayasan-yayasan swasta
lainya didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan untuk dari kegiatan
yang mereka lakukan. Untung yang didapat dari pembayaran sejumlah uang
untuk mengikutsertakan suatu daerah dalam kompetisi yang mereka buat.
Kedua :
sebagaimana telah saya sebutkan diatas, masyarakat dipermainkan rasa
nasionalismenya dengan maksud menyedot uang yang dilakukan melalui vote
sms untuk dukung pulau komodo dengan nilai Rp. 1/sms. Para kritiker
berharap menyadarkan masyarakat bahwa uang didapat dari vote sukarela
itu, asumsinya akan dimanfaatkan untuk kepentingan dan keuntungan
tertentu dari pihak panitia pemenangan.
Ketiga :
tanpa di dukung atau masuk dalam new7wonders pun pulau komodo
telah menjadi salah satu keajaiban dunia, yang telah dikenal luas oleh
masyarakat dunia. Oleh karena itu, menjadi salah satu new7wonders baru
dikhawatirkan akan mempengaruhi habitat dari komodo, menjadikan komodo
stress dan cenderung akan punah sebagai kontradiksi dari konservasi
yang dilakukan selama ini.
pertama saya akan menjawab, benar bahwa yayasan new7wonders adalah yayasan swasta, secara otomatis keberadaanya tidak diakui oleh UNESCO. Bukan berarti ini yayasan new7wonders
tidak berpengaruh dalam mempromosikan situs-situs tertentu untuk
dikenang oleh masyarakt dunia. Kalau kita cermati lebih dalam UNESCO
dan new7wonders adalah dua hal yang berbeda. UNESCO sebagai mana kita
ketahui memilih dan menetapkan tempat-tempat di dunia yang eksotik
perlu dilestarikan dan dipertahankan eksistensinya. UNESCO tidak
menjust situs tertentu yang paling bagus atau menarik, namun UNESCO
dalam menilai situs-situs tersebut adalah sama, tidak mebeda-bedakan
dan mesti dilestarikan.
kemudian untuk penganggaran dana yang sangat besar untuk votting, menurut saya lebih baik, kita menggunakan dana yang besar ini
untuk merawat dan menjaga habitat pulau komodo ini, jika pulau komodo
ini terawat dan terjaga, maka negara lain akan mengenal "kalau ini loh
pulau komodo" yang ada di indonesia, daripada menhambur hamburkan uang
yang jumlahnya tidak sedikit itu, dan setelah terpilih pulau ini tidak
terawat lagi, maka akan sia sia saja upaya yang dilakukan, misalkan
saja candi borobudur yang saat ini sudah di hapus dari 7 keajaiban
dunia, kenapa? salah satunya pasti karena kurangnya perawatan dari
pemerintahnya sendiri, nah tidak hanya ini, menurut pendapat Prof. Putra Sastrawan peneliti Komodo sejak tahun 1969, yang sudah sudah meneliti kira2 40 tahun ini, yang paling dibutuhkan Komodo saat ini adalah konservasi, bukan justru mempopulerkannya, “Komodo
sudah populer sejak diterbitkan pada jurnal ilmiah dunia pada tahun
1912. Statistik Kehutanan menyebutkan 95% pengunjung pulau ini adalah
orang asing. Artinya, di luar negeri, pulau ini sudah populer,” selain
itu penurunan jumlah populasi
Komodo juga harus diperhatikan yang sedarinya berjumlah 5500 ekor pada
tahun 1969-1970 namun pada tahun 2000-an telah berkurang menjadi 3000 ekor.